Gambaran Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Obat Analgetik Antipiretik pada Masyarakat Kelurahan Kenanga Kota Tangerang

Penulis

  • Kusno Haryanto Program Studi D-III, STIKES Muhammadiyah Kuningan, Kuningan, Indonesia
  • Liskha Marlindasari Program Studi D-III, STIKES Muhammadiyah Kuningan, Kuningan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33482/jmedfarm.v2i2.26

Kata Kunci:

swamedikasi, pengetahuan, analgetik

Abstrak

Alasan masyarakat banyak melakukan swamedikasi salah satunya perkembangan teknologi informasi via internet dan media masa tentang obat. Alasan lain adalah karena untuk menghemat biaya, menghemat waktu dan obat untuk gangguan seperti nyeri dan demam mudah ditemukan diapotek dan warung obat. Obat yang paling banyak digunakan dalam swamedikasi adalah Paracetamol. Indikasi Paracetamol adalah sebagai analgetik antipiretik, efek samping Paracetamol seperti mual, pusing, muntah dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi. Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan swamedikasi          penggunaan obat analgetik antipiretik pada masyarakat di Kelurahan Kenanga, Cipondoh Kota Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Kenanga, Cipondoh Kota Tangerang RT 02 RW 01 sebanyak 302 jiwa. Penentuan jumlah responden menggunakan aturan slovin sehinggan diperoleh jumlah sampel adalah 80 responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 49 responden (61,25%), pengetahuan cukup 27 responden (33,75%) dan pengetahuan kurang 4 responden (5%).

Referensi

Afif, Ahmad. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Aini, Nur. 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Penyabungan. Jurnal Farmasi dan Klinis Vol 03 No 02.

Aprilla, N., Yahya, E., & RIRIN, R. (2019). Hubungan antara perilaku merokok pada orang tua dengan kejadian ISPA pada balita di desa pulau Jambu wilayah kerja Puskesmas Kuok tahun 2019. Jurnal Ners, 3(1), 112-117.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Data (RISKESDAS 2013). Jakarta: Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan.

Food and Drug Administration (FDA). 2015. Employee Health and Personal Hygienee Handbook.

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. ED 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gupta, P., Bobhate, P., dan Sharivastava, S. 2011. Determinants of Self Medication Practices in an Urban Slum Community. Asian Journal Pharmaceutical and Clinical Researche.

Hidayat, A. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita: Buku Praktikum. Jakarta: Buku Kedokteran.

Hudyarisandi, W. 2016. Efektivitas Kombinasi Tramadol Dan Paracetamol Oral Sebagai Preemptive Analgesia Terhadap Nyeri Intraoperatif Dan Pascaoperatif Pada Pasien Yang Menjalani Operasi Dengan Anestesi Umum Di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Doctoral dissertation, Airlangga university).

Kartajaya, H. 2011. Self Medication. Jakarta Selatan: PT Mark Plus.

Nur, A. 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Penyambungan. Jurnal Sains dan Klinis. Ikatan Apoteker Indonesia. Sumatera Barat.

Meliana, T., Putri, A. R., & Santoso, J. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Obat Analgetik Antipiretik Pada Masyarakat Desa Dukuhbadag (Doctoral dissertation, Politeknik Harapan Bersama Tegal).

Unduhan

Diterbitkan

2024-08-03

Cara Mengutip

Haryanto, K., & Marlindasari, L. (2024). Gambaran Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Obat Analgetik Antipiretik pada Masyarakat Kelurahan Kenanga Kota Tangerang. Jurnal Medika Farmaka, 2(2), 235–238. https://doi.org/10.33482/jmedfarm.v2i2.26